Bengkulu dalam bahasa Belanda disebut
Benkoelen atau Bengkulen, dalam bahasa Inggris disebut Bencoolen,
sementara dalam bahasa melayu disebut Bangkahulu. Ada banyak cerita
tentang asal usul dan nama Bengkulu, ada yang menyebutkan bahwa nama
Bengkulu berasal dari bahasa Melayu dan kata bang yang berarti “pesisir”
dan kulon yang berarti “barat”, kemudian terjadi pergeseran pengucapan
bang berubah menjadi beng dan kulon menjadi kulu. Sementara sumber lain
menyatakan Nama “Bencoolen” diperkirakan diambil dari sebuah nama bukit
di Cullen, Skotlandia, Bm of Cullen (atau variasmya, Ben Cullen).
Penamaan ini kurang berdasar karena bukanlah tabiat bangsa Melayu untuk
menamakan daerahnya dengan nama daerah yang tidak dikenal, apalagi asal
nama itu dari Skotlandia yang jauh disana.
Sumber tradisional menyebutkan bahwa
Bengkulu atau Bangkahulu berasal dan kata Bangkai dan Hulu yang
maksudnya bangkai di hulu. Konon menurut cerita, dulu pernah terjadi
perang antara kerajaan-kerajaan kecil yang ada di Bengkulu dan dari
pertempuran itu banyak menimbulkan korban dari kedua belah pihak di hulu
sungai Bengkulu. Korban-korban perang inilah yang menjadi bangkai tak
terkuburkan di hulu sungai tersebut maka tersohorlah sebutan Bangkaihulu
yang lama-kelamaan berubah pengucapan menjadi Bangkahulu atau Bengkulu.
Dari sekian banyak cerita tentang asal
usul nama Bengkulu ada satu cerita yang lebih banyak dikenal di
masyarakat Bengkulu yaitu diambil dari kisah perang melawan orang Aceh
yang datang hendak melamar Putri Gading Cempaka, yaitu anak Ratu Agung
Sungai Serut. Akan tetapi lamaran tersebut ditolak sehingga menimbulkan
perang. Anak Dalam saudara kandung Putri Gading Cempaka yang
menggantikan Ratu Agung sebagai Raja Sungai Serut berteriak “Empang ka
hulu ” yang berarti hadang mereka dan jangan biarkan mereka menginjakkan
kakinya ke tanah kita. Dari kata-kata tersebut maka lahirlah kata
Bangkahulu atau Bengkulu.
Zaman Penjajahan
Pada pertengahan abad ke 13 sampai
dengan abad ke 16 di Daerah Bengkulu terdapat 2 kerajaan yaitu :
Kerajaan Sungai Serut dan Kerajaan Selebar. Pada tahun 1685 Inggris
masuk ke Bengkulu yang dipimpin oleh Kapten J. Andiew dengan menggunakan
3 Kapal yang bemama The Caesar, The Resolution dan The Defence dan
menjajah Bengkulu selama kurang lebih 139 tahun (1685-1824). Dalam masa
ini ratusan prajurit Inggris meninggal karena kolera, malaria dan
disenteri. Kehidupan di Bengkulu sangat susah bagi orang Inggris. Saat
itu perjalanan pelayaran dari Inggris ke Bengkulu memakan waktu 8 bulan.
Terjadi juga pertempuran dengan penduduk setempat.
Pada tahun 1714 — 1719 Inggris
mendirikan Benteng Marlborough di bawah pimpinan wakil Gubernur England
Mdische Company (EIC) yaitu Joseph Collet. Namun karena kesombongan dan
keangkuhan Joseph Collet, begitu Benteng Marlborough selesai dibangun
pada tahun 1719 rakyat Bengkulu di bawah pimpinan Pangeran Jenggalu
menyerang pasukan Inggris di Ujung Karang dan Benteng Marlborough
berhasil mereka kuasai serta Inggris dipaksa meninggalkan Bengkulu.
Peristiwa heroik ini sampai sekarang diperingati sebagai hari jadi Kota
Bengkulu. Namun pasukan Inggris kembali lagi ke Bengkulu dan perlawanan
rakyat Bengkulu terhadap Inggris tetap berlanjut. Pada tahun 1807
resident Inggris Thomas Parr dibunuh dalam suatu pertempuran melawan
rakyat Bengkulu. Parr diganti Thomas Stamford Raffles, yang berusaha
menjalin hubungan yang damai antara pihak Inggris dan penguasa setempat.
Di bawah perjanjian Inggris-Belanda yang ditandatangani tahun 1824,
Inggris menyerahkan Bengkulu ke Belanda, dan Belanda menyerahkan
Singapura ke Inggris.
Sejak 1824-1942 Daerah Bengkulu
sepenuhnya berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda. Namun,
Belanda baru sungguh-sungguh mendirikan Administrasi kolonialnya di
Bengkulu tahun 1868. Karena produksi rempah-rempah sudah lama menurun,
Belanda berusaha membangkitkannya kembali. Ekonomi Bengkulu membaik dan
kota Bengkulu berkembang. Tahun 1878 Belanda menjadikan Bengkulu
residentie terpisah dari Sumatera Selatan dan kota kecil Bengkulu
dijadikan sebagai pusat Pemerintahan Gewes Bencoolen.
Setelah Belanda kalah dari Jepang pada
tahun 1942 dimulailah masa penjajahan Jepang selama kurang lebih 3
tahun. Pada masa Pemerintahan Jepang dan revolusi fisik Kota Bengkulu
ini menjadi ajang pertempuran untuk merebut dan mempertahankan
kemerdekaan, karenanya tidak sedikit putera terbaik Bengkulu yang gugur.
Pada masa revolusi fisik Kota Bengkulu menjadi tempat kedudukan
Gubernur Militer Sumatera Selatan yang kala itu Gubernurnya adalah DR.
AK. Gani.
Zaman Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka Bengkulu
ditetapkan sebagai Kota kecil di bawah Pemerintahan Sumatera Bagian
Selatan dengan luas 17,6 Km2 berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1956 tentang Pembentukan Kota Kecil Bengkulu. Pada tahun 1957 Kota Kecil
Bengkulu berubah menjadi Kotapraja berdasarkan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1957, yang meliputi 4 Wilayah Kedatukan dengan membawahi 28
Kepemangkuan yaitu :
- Kedatukan wilayah I terdiri dari 7 Kepemangkuan
- Kedatukan wilayah II terdiri dari 7 Kepemangkuan
- Kedatukan wilayah III terdiri dari 7 Kepemangkuan
- Kedatukan wilayah IV terdiri dari 7 Kepemangkuan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
1967 jo Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Pembentukan
Propinsi Bengkulu, menetapkan Kota Bengkulu sebagai Ibu Kota Provinsi
Bengkulu. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah, merubah sebutan Kotapraja menjadi
Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu. Kotamadya Daerah Tingkat II
Bengkulu selanjutnya dibagi dalam 2 wilayah seTingkat Kecamatan
berdasarkan Surat Keputusan Gubemur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu
Nomor: 821.27-039 tanggal 22 Januari 1981, yaitu:
- Wilayah Kecamatan Teluk Segara.
- Wilayah Kecamatan Gading Cempaka.
Dengan ditetapkannya Surat Keputusan
Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bengkulu Nomor: 440/1981 dan
Nomor: 444/1981 dan dikuatkan denan Surat Keputusan Gubemur Kepala
Daerah Tingkat I Bengkulu Nomor; 141/1982 tanggal 1 Oktober 1982,
menghapus wilayah Kedatukan dan Kepemangkuan menjadi Kelurahan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 42/1982 wiIayah Kotamadya Daerah
Tingkat II Bengkulu, terbagi 2 Wilayah Kecamatan definitif yang
membawahi 38 Kelurahan, yaitu:
- Kecamatan Teluk Segara membawahi 17 Kelurahan.
- Kecamatan Gading Cempaka membawahi 21 Kelurahan.
Pada tahun 1986 berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor: 46/1986 tentang Perubahan Batas dan Perluasan Wilayah
Kotamadya Dati II Bengkulu, luas Wilayah Kotamadya Bengkulu berubah dan
17,6 Km2 menjadi 144,52 Km2 dan terdiri dan 4 Wilayah Kecamatan, 38 Kelurahan serta 17 Desa yaitu:
- Kecamatan Teluk Segara membawahi 17 Kelurahan dan 4 Desa.
- Kecamatan Gading Cempaka membawahi 21 Kelurahan dan 2 Desa.
- Kecamatan Selebar membawahi 6 Desa.
- Kecamatan Muara Bangkahulu membawahi 5 Desa.