Powered by Blogger.

Blog Archive

29/12/2017

Sejarah Umum Kabupaten Muko muko

  Dramaqi       29/12/2017

Selama ini setiap terjadi gempa bumi di Pulau Sumatera, daerah Mukomuko tidak pernah lepas dari pembicaraan. Hampir dominan setiap gempa tektonik yang terdapat di Pulau Sumatera kerap berpusat di Mukomuko. Lantas, seperti apa sih sebetulnya kabupaten ini. Kenapa pula namanya Mukomuko. Berikut laporannya.
Budi Hartono- MUKOMUKO
Tokoh masyarakat Mukomuko sekaligus Mantan Sekretaris BMA Kabupaten, Amiruddin menyampaikan penduduk Mukomuko pada mulanya bertempat tinggal di suatu daerah yang diberi nama Padang Ribun-ribun.
Penduduknya terdiri dari dua kelompok yang tergabung dalam tujuh nenek/ninik. Yakni, nenek bergelar Maharajo Damrah, Maharajo Terang,Maharajo Laksamana, Maharajo Tiang Eso, Maharajo Rajo Kolo, Maharajo Pahlawan dan Maharajo Mangkoto.
Para sesepuh tersebut membentuk suatu negeri yang dikepalai seorang penghulu adat sebagai kepala dari seluruh suku tersebut yang disebut Datuk.
Dalam melaksanakan tugasnya, Datuk dibantu oleh kepala suku. Yakni, Datuk Rajo Dulung, Kiyai Bujang, Sangajing, Rajo Benda – benda dan Gunung Malenggang.
Beberapa puluh tahun kemudian muncullah sebutan nama daerah ini Teluk Kuala Banda Rami. Sebutan itu diberikan oleh seorang pendatang dari Kerinci.
Pendatang itu adalah seorang pedagang yang membawa barang dagangan melalui jalan Sungai Ipuh dan menelusuri Sungai Selagan dengan menggunakan rakit hingga sampai ke muara yang merupakan pelabuhan biduk-biduk yang datang dari berbagai daerah untuk berniaga.
Karena nama teluk Kuala Banda Rami dibuat kaum pendatang. Para kepala suku mengadakan musyawarah di Padang Ribun-ribun untuk mencari nama yang sesuai untuk daerahnya.
Tetapi bukan dari nama pemberian dari pendatang. Lebih kurang selama enam purnama para kepala suku tersebut bermusyawarah, belum juga ada kesepakatan tentang nama yang mereka kehendaki untuk daerah ini.
Pada purnama ke tujuh. Para kepala suku tersebut kedatangan tiga orang tamu dari Pagaruyung. Tamu itu adalah Paduko Rajo, Maharajo Nan Kayo dan Maharajo Gedang. 
Setelah berbasa-basi, salah seorang dari tamu tersebut bertanya kepada pimpinan musyawarah, yang saat itu dipimpin Maharajo Damrah tentang musyawarah yang tengah dibahas dengan cara duduk berhadap-hadapan tersebut.
Maharajo Damrah menjawab, bahwa mereka ingin mencari nama yang baik untuk daerah yang mereka tempati ini. Dan pimpinan itu juga menambahkan bahwa malam ini adalah malam ke tujuh untuk menentukan nama daerah.
Mendengar pernyataan itu. Tamu tersebut menyamapaikan, berarti sudah tujuh purnama ini kalian berhadap-hadapan muka saja (bermukomuko).
Mendengar ucapan tersebut. Dengan kompak dan serentak seluruh kepala suku mengatakan kita berikan nama daerah ini adalah Mukomuko. Sejak itulah Padang Ribun-ribun berubah menjadi namanya Mukomuko.
Adapun versi lainnya mengisahkan bahwa dahulu Mukomuko bernama Kerajaan Talang Kayu Embun. Pada Tahun 1529 terjadi keributan antara kerajaan Kerinci dengan Kayu Embun tentang batas-batas kerajaan.
Saat itu Sultan Firmansyah Rajo Indrapuro diperintahkan dan diatur bermukomuko/bermusyawarah bertempat di rumah Gedang Lunang yang dihadiri para tokoh - tokoh.
Hasil bermusyawarah itu adalah resminya nama Mukomuko dan resminya batas kerajaan Mukomuko dengan Kerinci, dari Renah Sianit sampai bukit Sitinjau Laut.
Sejak saat itu pula adat istiadat budaya nama Mukomuko diberlakukan. Raja pertama di Mukomuko adalah Raja Adil. Raja kedua, Rajo Mudo Kawin Penekaan Sang Depati Laut Tawar dan yang ketiga Maharajo Gedang dengan penekaan Sang Depati Laut Tawar.
Setelah itu, kata Amiruddin, raja pertama yang dinobatkan di Mukomuko adalah Sultan Suaidi Syarif dan yang hadir dalam penobatan saat itu dihadiri perwakilan dari warga Dusun Pelokan, Dusun Lubuk Sanai, Dusun Pauh Terenja, Dusun Tanjung Alai, Lubuk Gedang dan warga Lunang Manjuto serta perwakilan dari Dusun Jarang.
Dari versi-versi tersebut sejarah asal nama Mukomuko dapat ditemukan adanya kesamaan. Yakni, bahwa istilah Mukomuko menunjukan kepada musyawarah yang dilakukan dalam rangka mencari, menemukan dan menyepakati nama daerah yang sesuai untuk daerah yang ditempati.
Terpisah, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Yulia Reni menyampaikan pihaknya telah mengusulkan ke Balai Pelestaraian Nilai Budaya, Padang.
Saat ini pihak tersebut tengah melakukan penelitian tentang sejarah, adat istiadat, sistem kekerabatan di daerah ini dan lainnya.
“Adanya sejumlah versi dari masyarakat sah-sah saja. Tetapi belum dapat sepenuhnya dipastikan. Pihaknya saat ini masih menunggu hasil penelitian dari pihak balai tersebut yang saat ini tengah meneliti di lapangan,” lanjut Yulia.
logoblog

Thanks for reading Sejarah Umum Kabupaten Muko muko

Previous
« Prev Post