Powered by Blogger.

Blog Archive

25/11/2017

Sejarah Lengkap Dan Profil Kota Bangka Tengah

  Dramaqi       25/11/2017




Wilayah Kabupaten Bangka Tengah Tengah terletak di Pulau Bangka dengan luas lebih kurang 227.911,00 Ha. Secara administratif wilayah Kabupaten Bangka Tengah berbatas-an langsung dengan daratan wilayah kabupaten/kota lainnya di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu dengan wilayah Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, dan Bangka Selatan.
Luas Wilayah Kabupaten ini memiliki luas wilayah ± 227.911,00 Ha (sumber : Bangka Tengah Dalam Angka 2012). Dikelilingi oleh 12 pulau-pulau kecil dengan panjang garis pantai ± 195 km.
Batas batas wilayah Kabupaten Bangka Tengah adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang.
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bangka Selatan.
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Bangka.
Kabupaten Bangka Tengah beriklim Tropis Type A dengan besar curah hujan antara 43,6 hingga 356,2 mm tiap bulan untuk tahun 2011. Curah hujan terendah pada bulan Agustus. Rata-rata curah hujan pada tahun 2011 adalah 241,6. Suhu rata-rata daerah Kabupaten Bangka Tengah berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Pangkalpinang antara 26,0o Celcius hingga 28,1o Celcius. Sedangkan kelembaban udara rata-rata bervariasi antara 73 hingga 87 persen pada tahun 2011. Sementara intensitas penyinaran matahari pada tahun 2011 rata-rata bervariasi antara 24,5 hingga 89,0 persen dan tekanan udara antara 1008,5 hingga 1010,2 mb. Rata-rata kecepatan angin pada tahun 2011 sebesar 3,37 knots, dengan rata-rata kecepatan maksimal sebesar 9,73 knots. Sedangkan rata-rata penyinaran matahari sepanjang tahun 2011 adalah 54,97 persen.
Tanah di daerah Kabupaten Bangka Tengah mempunyai PH rata-rata di bawah 5, didalamnya mengandung mineral biji timah dan bahan galian lainnya seperti: Pasir Kwarsa, Kaolin, Batu Gunung dan lain-lain. Bentuk dan keadaan tanahnya adalah sebagai berikut: ? 4% berbukit seperti Bukit Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter dan lain-lain. Jenis tanah perbukitan tersebut adalah Komplek Podsolik Coklat Kekuning-kuningan dan Litosol berasal dari Batu Plutonik Masam. ? 51% berombak dan bergelombang, tanahnya berjenis Asosiasi Podsolik Coklat Kekuning-kuningan dengan bahan induk Komplek Batu pasir Kwarsit dan Batuan Plutonik Masam. ? 20% lembah/datar sampai berombak, jenis tanahnya asosiasi Podsolik berasal dari Komplek Batu Pasir dan Kwarsit. ? 25% rawa dan bencah/datar dengan jenis tanahnya Asosiasi Alluvial Hedromotif dan Glei Humus serta Regosol Kelabu Muda berasal dari endapan pasir dan tanah liat.
Pada umumnya sungai-sungai di daerah Kabupaten Bangka Tengah berhulu di daerah perbukitan dan pegunungan dan bermuara di pantai laut. Sungai-sungai yang terdapat di daerah Kabupaten Bangka Tengah adalah: Sungai Selindung, Sungai Mesu, Sungai Selan, Sungai Kurau dan lain-lain. Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai sarana transportasi dan belum bermanfaat untuk pertanian dan perikanan karena para nelayan lebih cenderung mencari ikan ke laut. Pada dasarnya di Daerah Kabupaten Bangka Tengah tidak ada danau alam, hanya ada bekas penambangan bijih timah yang luas dan hingga menjadikannya seperti danau buatan yang disebut kolong.

Demografi

Data hasil registrasi penduduk Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk 167.659 jiwa (WNI+non WNI). Dari data tersebut, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 87.113 (51,96%) jiwa dan perempuan sebanyak 80.546 (48,04%) jiwa. Sehingga sex ratio penduduk Kabupaten Bangka Tengah menjadi 108 artinya apabila terdapat penduduk laki-laki sebanyak 108 jiwa maka penduduk perempuan jumlahnya sebanyak 100 jiwa.Dari data jumlah penduduk dan luas wilayah akan dapat diketahui kepadatan penduduk suatu wilayah dengan satuan jiwa/km, sehingga tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Bangka Tengah adalah 74 jiwa/km2.
Di Kabupaten Bangka Tengah jumlah kelahiran pada tahun 2009 adalah sebanyak 1.597 jiwa sedangkan angka kematian hanya 520 jiwa, sehingga pertambahan penduduk Kabupaten Bangka Tengah dari pertambahan penduduk alami sekitar 1.077 jiwa.
Sedangkan dari hasil data registrasi penduduk Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2011 menunjukkan jumlah penduduk 179.565 jiwa (WNI+non WNI). Dari data tersebut, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 93.370 (52,00%) jiwa dan perempuan sebanyak 86.169 (48,00%) jiwa. Dari data jumlah penduduk dan luas wilayah akan dapat diketahui kepadatan penduduk suatu wilayah dengan satuan jiwa/km,luas wilayah Kabupaten Bangka Tengah adalah 2.279,11 km2, sedangkan jumlah penduduknya adalah 179.565 jiwa, sehingga tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Bangka Tengah adalah 78,79 jiwa/km2.
Pertambahan penduduk dipengaruhi oleh pertambahan penduduk alami yaitu lahir-mati dan perpindahan penduduk, sedangkan untuk Kabupaten Bangka Tengah jumlah kelahiran jumlah kelahiran adalah sebanyak 3.509 jiwa, sedangkan angka kematian hanya 29 jiwa,sehingga pertambahan penduduk Kabupaten Bangka Tengah dari pertumbuhan penduduk alami 3.480 jiwa.
Dilihat dari jumlah penduduk maupun angka kepadatan penduduk maka Kecamatan Pangkalan Baru memiliki jumlah penduduk serta kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten Bangka Tengah. Hal ini tidak lepas oleh faktor geografis Kecamatan Pangkalan Baru yang berbatasan langsung dengan ibukota Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sebagai wilayah penyangga ibukota propinsi, tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Pangkalanbaru pun menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten Bangka Tengah.
Bila dibandingkan dengan tingkat kepadatan penduduk yang terdapat di Kabupaten/Kota di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan, maka tingkat pertumbuhan penduduk di kabupaten Bangka Tengah relatif masih kecil. Oleh Karenanya masih banyak lahan yang dapat ditempati atau digunakan untuk kegiatan di sektor pertanian khusunya perkebunan (sawit, karet, lada).

Sejarah

Kabupaten Bangka Tengah dibentuk pada tanggal 25 Februari 2003 berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2003. Bersama-sama dengan pembentukan Kabupaten Bangka Tengah, dibentuk pula Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Barat dan Belitung Timur. Wilayah Kabupaten Bangka Tengah Tengah terletak di Pulau Bangka. Secara administratif wilayah Kabupaten Bangka Tengah berbatas-an langsung dengan daratan wilayah kabupaten/kota lainnya di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu dengan wilayah Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, dan Bangka Selatan. Pembentukan Kabupaten Bangka Tengah tidak semata-mata karena kebutuhan pengembangan wilayah propinsi, tetapi juga karena keinginan masyarakat di dalamnya, serta upaya untuk mempercepat pembangunan daerah dan terciptanya pelayanan publik yang lebih efektif dan efisien.
Pada awal berdirinya, Kabupaten Bangka Tengah memiliki luas daerah lebih kurang 2.156,77 Km2 atau 215.677 Ha dengan wilayah administrasi 4 kecamatan, 1 kelurahan, 39 desa dan 74 dusun. Untuk kepentingan akselerasi pembangunan daerah, pada tahun 2006 beberapa wilayah administrasi mengalami peningkatan status sehingga wilayah administrasi menjadi 6 kecamatan, 7 kelurahan, 50 desa dan 70 dusun. Data terakhir hasil registrasi penduduk Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2005 menunjukan jumlah penduduk mencapai 132.123 jiwa. Tersebar di Kecamatan Koba sebanyak 45.936 jiwa (34,77%), Kecamatan Pangkalan Baru sebanyak 42.703 jiwa (32,32%), Kecamatan Sungai Selan sebanyak 24.563 jiwa (18,59%), dan Kecamatan Simpang Katis 18.921 jiwa (14,32%).Berdasarkan data yang tersedia pada tahun 2005, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten Bangka Tengah relatif sama banyak yakni, penduduk laki-laki sebanyak 68.717 jiwa atau sekitar 52,00% dari seluruh penduduk dan penduduk perempuan sebanyak 63.406 jiwa atau 48,00% dari seluruh penduduk atau berbeda hanya 4,00%.Kabupaten Bangka Tengah memiliki tingkat kepadatan penduduk, 61 orang per km2 pada tahun 200.
Sejak dibentuk, roda pemerintahan penyesuaian. Selama kurun waktu 2003 sampai dengan 2010, telah dilaksanakan beberapa pengangkatan/pelantikan pejabat pemerintahan sebagai berikut :
Pelantikan pejabat Bupati Bangka Tengah Drs. H. Abu Hanifah pada tanggal 24 Mei 2003 oleh Mendagri RI yang diangkat dengan SK No.131.28-250 tahun 2003 tentang Pengangkatan Pejabat Bupati Bangka Tengah Prov. Kep. Bangka-Belitung tanggal 21 Mei 2003.
Pelantikan PJ Bupati pada tanggal 1 Pebruari 2005 atas nama Drs. Iskandar Zulkarnaen berdasarkan SK Mendagri No. 131.29-3 Tahun 2005 tanggal 6 Januari 2005 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Bupati Bangka Tengah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pelantikan Drs. H. Abu Hanifah sebagai Bupati dan H. Erzaldi Rosman Djohan SE.MM, sebagai Wakil Bupati Bangka Tengah periode 2005-2010 berdasarkan SK Mendagri No. 131.29-498 tahun 2005 tentang Pemberhentian Pejabat Bupati dan Pengesahan Pengangkatan Bupati Bangka Tengah, hasil pilkada tahun 2005.
Pelantikan H. Erzaldi Rosman Djohan SE.MM sebagai Bupati Bangka Tengah periode 2010-2015 berdasarkan SK Mendagri No. 131.19-686 tahun 2010 tentang pengesahan pemberhentian dan pengesahan pengangkatan Bupati Bangka Tengah Periode 2010-2015 atas nama Bupati terpilih H. Erzaldi Rosman Djohan, SE.MM dan Ir. H. Patrianusa Sjahrun sebagai Wakil Bupati Bangka Tengah periode 2010-2015 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132.19-687 Tahun 2010 tentang pengesahan pemberhentian dan pengesahan pengangkatan Wakil Bupati Bangka Tengah Periode 2010-2015 atas nama Wakil Bupati terpilih Ir. H. Patrianusa Sjahrun.

Sejarah Kota Koba

Perdebatan tentang asal-usul penggunaan kata Koba sama dengan perdebatan tentang penggunaan kata Bangka yang sampai sekarang belum usai. Sedikit berbeda dengan perdebatan pada asal-usul penggunaan kata Bangka, perdebatan seputar penggunaan kata Koba tidak terjadi dalam ranah perdebatan ilmiah dengan keberadaan bukti-bukti fisik, melainkan pada tutur lisan.
Setidaknya ada dua versi penggunaan asal-usul kata Koba. Versi pertama mengatakan bahwa kata Koba berasal dari sebuah kapal Cina pada masa awal penambangan timah dan kemudian berlabuh di Sungai Berok. Kapal Cina yang disebut wangkang tersebut bernama Kobe. Wangkang Kobe tersebut kemudian tenggelam di sekitar Sungai Berok yang sejak ratusan tahun lalu tidak terlacak lagi keberadaan reruntuhannya. Lama-kelamaan nama wangkang Kobe tersebut lalu berubah menjadi nama kampung yang karena perjalanan waktu dan perubahan dialek berubah menjadi kata Koba dan dikenal sampai sekarang.
Versi kedua mengatakan bahwa kata Koba berasal dari nama pohon asam yang berbuah besar (bulat seperti mangga) dan banyak terdapat di kampung ini. Karena ke-khas-annya tersebut, maka kampung ini disebut dengan Kampung Koba. Pendapat ini didukung oleh banyak tokoh masyarakat Koba yang diwawancari oleh peneliti.
Bisa dipastikan bahwa riwayat perdebatan penggunaan kata Koba tersebut sudah terjadi sejak sebelum abad ke-18 karena bukti tertua yang berhasil peneliti dapatkan sudah menyebut kampung ini dengan kata Koba. Bukti fisik pertama dan utama yang menunjukkan penggunaan kata Koba adalah sebuah peta yang berangka tahun 1820 yang dibuat oleh Kerajaan Inggris. Peta tua lain adalah sebuah peta Belanda yang dibuat pada tahun 1845 yang juga sudah menyebut kata Koba. Kedua peta tersebut sudah dengan jelas menyebut kata Koba, walaupun banyak tempat dalam peta tersebut yang masih disebut berbeda dengan yang dikenal sekarang ini, misalnya peta yang dibuat Inggris masih menyebut Pangkalpinang dengan Pangkal Bulo, Tanjung Berikat dengan Tg Barkat, Puding dengan M Puding, Toboali dengan Stoeade of Tubuh Ali. Sedangkan pada peta yang dibuat oleh Belanda juga masih menyebut banyak kampung dengan kata yang berbeda dengan sekarang, misalnya Guntung dengan Gontang, Puding dengan Pading, Penyak dengan Penjieak, Kurau dengan Koerouw, Namang dengan Namen, Sungai Selan dengan Soengi Slan, dan sebagainya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kata Koba sudah dikenal pada masa penjajahan Belanda dan berkuasanya Inggris. Namun dari kedua bukti fisik tersebut, tidak ada angka tanggal yang tercantum. Meski demikian, kata Koba yang tercantum pada kedua peta tua tersebut tentu saja mengambil referensi dari penggunaan kata yang digunakan oleh masyarakat setempat. Kata Koba dengan demikian tetap harus dikembalikan pada kedua versi tersebut di atas. Namun mengingat kedatangan para penambang dan pedagang Cina yang datang hampir bersamaan dengan Belanda, maka versi Wangkang Kobe tampaknya belum menjadi pakem yang lama, padahal bisa dipastikan kata Koba pada masa peta tersebut dibuat sudah menjadi pakem. Dengan demikian, tutur lisan yang mengatakan bahwa kata Koba berasal dari pohon asam Koba yang dulu banyak terdapat di kampung ini dapat lebih diterima.
Penggunaan kata Koba juga tampaknya didukung oleh fakta bahwa masyarakat Pulau Bangka banyak menggunakan nama-nama pohon untuk menyebut sebuah nama tempat, lihat misalnya Terentang, Jelutung, Pangkalbuluh, Pangkalpinang, dan sebagainya. Dengan demikian, penggunaan kata Koba juga dapat diidentifikasi sebagai bagian dari kebiasaan tersebut, yaitu nama dari sebuah pohon asam. Oleh karena itu, penggunaan kata Koba pada versi ini dipastikan sudah berlangsung cukup lama, dituturkan secara lisan, dan masih diyakini oleh generasi tua yang hidup pada masa sekarang ini
logoblog

Thanks for reading Sejarah Lengkap Dan Profil Kota Bangka Tengah

Previous
« Prev Post