Menurut penelitian dari Autistica, beberapa faktor yang memicu kematian lebih awal para penderita autis adalah: insiden fatal, epilepsi, dan bunuh diri.
Penyebab utama dari kematian penderita autis adalah epilepsi. Selain epilepsi, penyebab lainya adalah gangguan neurological.
Kelompok filantropi tersebut mengatakan, meskipun disabilitas intelektual tidak termasuk dalam definisi dan ciri-ciri dari autisme, disabilitas intelektual dapat mengubah fungsi kognitif sosial, kemampuan berkomunikasi, dan sikap.
Kelompok Austitica melaporkan penelitian dari seorang psikolog bernama Sven Bolte dari Karolinksa Institue. Bolte mengatakan, insiden fatal seperi tenggelam adalah penyebab dari kematian awal para penderita autisme dan disabilitas intelektual.
Alasan kematian awal ini tidak memperhitungkan alasan moralitas, dan hanya diteliti dari kesulitan para penderita autisme dalam mempelajari sesuatu
Bolte pernah meneliti 27.000 orang di Swedia yang terkena Autisme dan 6.500 diantaranya mengalami kesulitan dalam mempelajari suatu hal (learning disabilities).
Penelitian ini menemukan bahwa risiko kematian dini 2,5 kali lebih tinggi disebabkan karena gangguan pernapasan dan diabetes. Penderita autisme terlambat di diagnose karena tidak bisa mengekspresikan apa yang dirasakan kepada dokter.
Selain itu, yang menjadi masalah lain adalah penderita autisme yang dikategorikan dewasa dan memiliki ketidakmampuan belajar, sembilan kali lebih mungkin akan meninggal dengan cara bunuh diri.
Para wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk bunuh diri. Bolte berspekulasi, kemungkinan penyebabkan adalah depresi dan isolasi dari lingkungannya.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, Austitica meminta pertolongan kepada Unit Layanan Kesehatan di Inggris untuk mengangani masalah ini.
“Kami tidak bisa menerima situasi, di mana orang-orang yang terkena autisme tidak bisa merayakan ulang tahunnya yang ke 40-tahun,” kata Chies Executive Austitica, Jon Spiers.