Dilihat dari sejarah terbentuknya,
Kepulauan Seribu terletak di Laut Jawa dan Teluk Jakarta yang terdiri
dari gugusan pulau-pulau terumbu karang yang terbentuk dan dibentuk oleh
biota koral dan biota asosiasinya (algae, malusho, foraminifera dan
lain-lain) dengan bantuan proses dinamika alam.
Sesuai dengan karakteristik tersebut dan kebijaksanaan pembangunan DKI Jakarta, maka pengembangan wilayah Kepulauan Seribu diarahkan terutama untuk :
- Meningkatkan kegiatan pariwisata
- Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat nelayan melalui peningkatan budidaya laut
- Pemanfaatan sumber daya perikanan dengan konvervasi ekosistem terumbu karang dan mangrove.
Pembagian Wilayah Pengembangan (WP)
dimana Kepulauan Seribu termasuk salah satu WP, diatur dalam Perda No. 6
tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta.
Potensi Wisata
Kepulauan Seribu tidak hanya memiliki
keindahan bawah air, tetapi juga memiliki potensi wisata sejarah yang
tidak kurang menariknya bila dikemas dengan baik. “Kepulauan seribu”
juga merupakan salah satu tempat wisata bahari terfavorit versi majalah
National Geoghraphic 2009.
Pada tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu membangun museum
sejarah dan budaya untuk menyimpan benda cagar budaya, dan diorama
singkat sejarah “Kepulauan Seribu” di Kepulauan Seribu.
Potensi wisata sejarah di Pulau
Seribu meliputi makam Habib Ali bin Ahmad bin Zen Al Aidid di Pulau
Panggang (wafat 15 Mei 1895), Kantor eks Asisten Resident Duizen
Eilanden di Pulau Panggang (dibangun tahun 1880-an), makam legenda Darah
Putih di Pulau Panggang, makam Syarif
Maulana Syarifudin (kerabat Kesultanan Banten) di Pulau Kelapa, dan
makam Sultan Mahmud Zakaria (kerabat Kesultanan Banten) di Pulau
Panjang.
Dengan pengembangan pariwisata sejarah dan budaya, Kepulauan Seribu akan
mampu menjadi daerah tujuan wisata favorit sebagaimana halnya Bali.
Masyarakat akan ikut merasakan dampak positif dari berkembangnya
pariwisata berbasis komunitas di daerahnya, yaitu meningkatnya
kesejahteraan masyarakat.
Untuk mendongkrak perkembangan Kepulauan
Seribu dalam segala aspek antara lain kelestarian lingkungan, konservasi
sumberdaya alam, ekonomi, sosial budaya
dan kesejahteraan rakyat, maka Kecamatan Kepulauan Seribu yang merupakan
bagian dari wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara ditingkatkan
statusnya menjadi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
Menurut catatan Pemerintah Daerah, jumlah pulau di Kepulauan Seribu hanya 342 buah saja. Jumlah ini sudah termasuk pulau-pulau yang berbentuk gundukan pasir dan terumbu karang yang ada sekitar 158 buah.
Pesan yang bisa dipetik : Jadikan Sejarah
Pulau Seribu ini sebagai pengetahuan dasar dan sekaligus suatu
kebanggaan kita bersama bahwa Indonesia masih memiliki tempat pariwisata
yang menarik.