Powered by Blogger.

Blog Archive

20/12/2017

SejarahSingkat Kabupaten Musi Rawas

  Dramaqi       20/12/2017
 
Hingga awal abad ke-19 Daerah Musi Rawas merupakan bagian dari Kekuasaan Kesultanan Palembang Darussalam. Wilayah ini bahkan sempat dijadikan pusat kekuatan angkatan perang oleh Sultan Mahmud Badaruddin II ketika menghadapi Armada Inggris. Setelah Kesultanan Palembang dikalahkan Belanda dalam Perang Palembang, akhirnya pada tahun 1825 Kesultanan Palembang dibubarkan Belanda. Di Wilayah ulu juga terdapat perlawanan terhadap penjajah Belanda, perlawanan Benteng Jati serta Enam Pasirah dari Pasemah Lebar membuat Belanda mengerahkan pasukan untuk menumpas perlawanan tersebut dan berakhir dengan kemenangan Belanda. Berakhirnya perlawanan Sultan Palembang dan tokoh-tokoh pejuang dari daerah Ulu membuat seluruh wilayah Kesultanan Palembang berhasil dikuasai Belanda.
Pada tahun 1825, wilayah Musi Rawas menjadi bagian dari Keresidenan Palembang. Sistem pemerintahan yang dipakai adalah Dekonsentrasi. Selanjutnya, Keresidenan Palembang dibagi atas wilayah binaan atau Afdeling, yaitu :
1. Afdeling Banyu Asin en Kubustreken, ibukotanya Palembang.
2. Afdeling Palembangsche Beneden Landen, ibukotanya Baturaja.
3. Afdeling Palembangsche Boven Landen, Ibukotanya Lahat.
Afdeling Palembangsche Boven Landen dibagi dalam beberapa Onder Afdeling (Oafd), yaitu:
1. Oafd Lematang Ulu, ibukotanya Lahat
2. Oafd Tanah Pasemah, ibukotanya Bandar
3. Oafd Lematang Ilir, Ibukotanya Muara Enim
4. Oafd Tebing Tinggi Empat Lawang, ibukotanya Tebing Tinggi
5. Oafd Musi Ulu, ibukotanya Muara Beliti
6. Oafd Rawas ibukotanya Surulangun Rawas
Setiap Afdeling dikepalai oleh Asistent Residen yang membawahi Onder Afdeling yang dikepalai kontroleur (Kontrolir). Setiap Onder Afdeling membawahi Onder Distric dengan Demang sebagai Pemimpinnya. Musi Rawas merupakan bagian dari Afdeling Palembangsche Boven Landen dan Onder Afdeling (Oafd) Rawas yang beribukota di Surulangun Rawas.
Pada tahun 1907, Onder Distric Muara Beliti dan Muara Kelingi diintegrasikan kedalam satu Onder Afeling yakni Onder Afdeling Musi Ulu. Setelah dibuat jaringan kereta api Palembang-Lahat-Lubuklinggau tahun 1928-1933, Pemerintah Belanda kemudian memindahkan Ibukota Oafd Musi Ulu, dari Muara Beliti ke Lubuklinggau. Kota Lubuklinggau inilah yang kemudian menjadi cikal bakal ibukota Kabupaten Musi Rawas.
Pada tanggal 17 Februari 1942, Kota Lubuklinggau diduduki Jepang dan Kepala Oafd Ulu Controleur Ten Kate menyerahkan jabatannya kepada Jepang pada tanggal 20 April 1943. Jepang mengadakan perubahan instansi dan jabatan kedalam Bahasa Jepang. Perubahan inilah yang menjadi titik tolak Hari Jadi Kabupaten Musi Rawas. Perubahan nama tersebut antara lain, Onder Afdeling Musi Ulu diganti dengan nama Musi Kami Gun yang dipimpin Gunce (Guntuyo). sedangkan Oafd Rawas diganti menjadi Rawas Gun. Pada masa kemerdekaan, dibentuklah Kabupaten Musi Rawas yang beribukota di Lubuklinggau.
Pada tahun 2004, terjadi pemekaran wilayah Kabupaten Musi Rawas, yaitu Kotamadya Lubuklinggau yang beribukota di Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas dengan Ibu kota Muara Beliti.
logoblog

Thanks for reading SejarahSingkat Kabupaten Musi Rawas

Previous
« Prev Post