Kota Tanjung Pinang adalah salah satu kota sekaligus merupakan ibu kota dari Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Dengan Koordinat 0º5′ Lintang Utara; 104º27′ Bujur Timur. Provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di sebelah utara; negara Malaysia dan Provinsi Kalimantan Barat di timur; Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di selatan; Negara Singapura, Malaysia, dan Provinsi Riau di sebelah barat.
Secara keseluruhan Wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 4 Kabupaten dan 2 Kota, 47 Kecamatan serta 274 Kelurahan/Desa dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil dimana 30% belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 Km2, di mana sekitar 95% – nya merupakan lautan dan hanya sekitar 5% merupakan wilayah darat.
Kota ini memiliki pesona menarik dengan beragam kultur budaya suku dari hampir seluruh Indonesia masuk ke kota ini, dengan bahasa Melayu yang masih tergolong klasik, dan sedikit unik terdengar di telinga orang-orang dari luar kota namun memiliki daya tarik tersendiri. Kota ini memiliki cukup banyak area wisata seperti Pulau Penyengat yang hanya berjarak kurang lebih 2 mil dari pelabuhan laut Tanjung Pinang, pantai Trikora dengan pasir putihnya kurang lebih 65 km dari kota dan pantai Cermin di pusat kota. Tanjung Pinang ditingkatkan statusnya menjadi kota dengan UU Nomor 5 Tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001.
Ada kota kecil berjarak kurang lebih 24 km dari kota ini yang bernama kota Kijang.
Pelabuhan laut Tanjung Pinang (pelabuhan Sri Bintan Pura) memiliki kapal-kapal jenis feri dan feri cepat termasuk juga speedboat untuk akses domestik ke pulau Batam dan kota-kota lain di Riau daratan, kepulauan Karimun dan Kundur, serta akses internasional ke negara Malaysia dan Singapura.
Sejarah
Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi Riau. Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga.
Sebelum kemerdekaan, Kota Tanjungpinang berasal dari Kerajaan Melayu yang didirikan sekitar Abad XVI. Menurut sejarah pusat pmerintahan berkedudukan di Pulau Penyengat, sekarang ini menjadi lokasi pariwisata budaya sebagai pusat pengembang budaya melayu. Dengan raja pertama yang memerintah adalah bernama Raja Abdul Rahman. Pada masa pemerintahan rajanya dari tahun 1722-1911 menjalankan dengan adil dan bijaksana, sehingga kesejahteraan rakyatnya meningkat dan selain itu juga berhasilan menjalankan roda pemeritahnya, sehinga terkenal di Nusantara serta kawasan Semenanjung.
Setelah Sultan Riau wafat pada Tahun 1911, kerajaan tersebut diteruskan oleh keturunannya dan raja terakhir adalah Raja Jakfaar dan Istrinya bernama Engku Putri Hamidah.
Kemudian setelah kemerdekaan Republik Indonesia diperoleh dari penjajahan, maka pada erah otonomi daerah wilayah kerajaan ini menjadi bagian dari Kota Tanjungpinang.
Tugu proklamasi yang berada dekat dengan pelabuhan Tanjung Pinang
Kota Tanjungpinang setelah depenitif dengan melalui pemilihan Walikota oleh DPRD Kota Tanjungpinang, maka sebagai Walikota yang terpilih untuk pertama kalinya, adalah Suryatati A.Manan menjadi Kepala Daerah, beliau memerintah sejak tahun 2002 sampai sekarang dengan usia pemerintah baru memasuki pada usia tahun ke 6 Sebagai pusat pemerintah berada di Kota Tanjungpinang di pemukiman padat penduduk dan untuk masa akan datang pusat pemerintah di pusatkan bagian selatan yaitu di Senggarang, hal ini adalah sebagai mengimbangi kesenjangan pembangunan dan pekepadatan penduduk yang selama ini berpusat di kota lama (bagian sebelah utara).