Powered by Blogger.

Blog Archive

31/03/2017

Sejarah Singkat Gayo Lues

  Dramaqi       31/03/2017




ma Resmi : Kabupaten Gayo Lues
Ibukota : Blangkejeren
Provinsi : Aceh
Batas Wilayah : Utara: Kabupaten Nagan Raya, Kab.Aceh Tengah dan Kab.Aceh Timur
Selatan: Kabupaten Aceh Tenggara dan Kab.Aceh Barat Daya
Barat: Kabupaten Aceh Barat Daya
Timur: Kabupaten Aceh Tamiang dan Kab.Langkat-Prov.SUMUT
Luas Wilayah : 5.719,58  Km2
Jumlah Penduduk : 93.136 Jiwa
Wilayah Administrasi : Kecamatan : 11, Keluruhan : -, Desa :136
 Sumber data: Permendagri (No.39 Tahun 2015)
Penulis: Drs. H. M. Salim Wahab*
Sejarah
Gayo Lues pada zaman Kerajaan Aceh
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda daerah Gayo dan Alas secara resmi dimasukan ke dalam Kerajaan Aceh. Gayo dan Alas dibagi atas beberapa daerah yang disebut Kejurun. Kepada Kejurun diberikan sebuah bawar, pedang (semacam tongkat komando) sebagai pengganti surat keputusan.
Daerah Gayo dan Alas dibagi atas delapan Kejurun (Kejuruan, Gayo.Red), enam di Gayo dan dua di Tanah Alas. Di Gayo yaitu Kejuruan Bukit, Linge, Syiah Utama, Patiambang, Bebesen dan Abuk. Di Tanah Alas, Batu Mbulan dan Bambel. Kejuruan Patiambang berkedudukan di Penampakan, dengan luas daerah seluruh Gayo Lues dengan 55 kampung.
Kepala pemerintahan dipegang Kejuruan dengan dibantu 4 orang Reje, yaitu Reje Gele, Bukit, Rema dan Kemala, dan delapan Reje Cik yaitu : Porang, Kutelintang, Tampeng, Kemala Derna, Peparik, Penosan, Gegarang dan Padang. Tugas utama Reje dan REje Cik adalah membangun daerahnya masing-masing dan memungut pajak dari rakyat serta memilih Kejuruan. Kejuruan setiap tahun menyetor upeti kepada Sultan Aceh.
Ekspedisi Van Daalen ke daerah Gayo Lues
Setelah Sultan Aceh Muhammad Daudsyah menyerah kepada Belanda pada tahun   1903,   maka   Gubernur   Militer   Aceh   Van   Heutsz    memutuskan    untuk menaklukan seluruh Aceh. Daerah yang belum takluk adalah daerah Gayo Lues dan Alas Van Heutsz memerintahkan Van Daalen untuk menaklukkan kedua daerah tersebut.
Setelah segala sesuatunya daianggap rampung maka Van Daalen mulai menyerang daerah Gayo Lues pada tahun 1904.  Setelah mengalahkan Gayo Laut, Gayo Deret, akhirnya Van Daalen memasuki daerah Gayo Lues di sebuah kampung yang terpencil yaitu Kampung Kela (9 Maret 1904).  Dari sinilah daerah Gayo Lues ditaklukkan benteng demi benteng.
Dimulai dengan menaklukkan Benteng Pasir ( 16 Maret 1904), Gemuyung (18,19,20 Maret 1904), Durin (22 Maret 1904), Badak (4 April 1904), Rikit Gaib (21 April 1904), Penosan (11 Mei 1904), Tampeng (18 Mei 1904).  Hampir seluruh isi benteng dimusnahkan dan yang luka-luka tertawan akhirnya juga dibunuh.  menurut catatan Keempes dan Zentegraaf (Pengarang Belanda) hampir 4.000 orang rakyat Gayo dan Alas gugur, termasuk pejuang Gayo seperti Aman Linting, Aman Jata, H. Sulaiman, Lebe Jogam, Srikandi Inen manyak Tri, Dimus dan lain-lain.
 Gayo Lues pada zaman penjajahan Belanda
Pasukan Belanda yang pergi meninggalkan Gayo Lues ke Tanah Alas kembali lagi pada tahun 1905 untuk menyusun Pemerintahan.  Untuk Gayoo dan Alas dibentuk Pemerintahan Sipil yang disebut Onder Afdeling (Kabupaten). Onder Afdeling Gayo Lues membawahi tiga daerah yang disebut Landschap (Kecamatan), yaitu:
– Landschaap Gayo Lues di Blang Kejeren dikepalai oleh Aman Safii
– Landschaap Batu Mbulan dikepalai oleh Berakan
– Landschaap Bambel dikepalai oleh Syahiddin
Sejak 1905-1942 Tanah Alas tunduk ke Gayo Lues. Tahun 1926 terjadi pemberontakan rakyat terhadap Belanda di Blang Kejeren yang dipimpin oleh Muhammad Din, pemberontakan gagal, dapat dipadamkan dan Muhammad Din dibuang ke Boven Digul  (Irian) sedangkan kawan-kawannya dibuang ke Cilacap, Sukamiskin dan Madura.
 Gayo Lues pada zaman penjajahan Jepang
Pada tahun 1942-1945 Gayo Lues dijadikan Jepang sebagai daerah pertahanan terakhir jepang. Daerah ini cocok untuk pemusatan militer. Untuk itu pemuda-pemuda Gayo Lues dilatih kemiliteran dalam jumlah yang banyak diharapkan pemuda-pemuda  ini kelak sebagai pendukung militer Jepang. Pemuda-pemuda hasil didikan militer Jepang antara lain adalah Muhammad Din, Bahrin,
logoblog

Thanks for reading Sejarah Singkat Gayo Lues

Previous
« Prev Post