Misalnya, hasil penelitian yang dilakukan oleh Mayo Clinic menunjukkan bahwa rokok merusak pembuluh darah, dan akhirnya memengaruhi fungsi ereksi. Ada lagi penelitian yang dilakukan oleh Boston University School of Medicine. Hasil penelitian tersebut menunjukkan, rata-rata perokok mengalami pemendekan penis sebanyak satu sentimeter.
Pakar andrologi dari Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, dr Heru Oentoeng, Sp And, menjelaskan bahwa rokok merusak pembuluh darah, termasuk pembuluh darah yang ada di penis. Akibatnya, kemampuan penis untuk ereksi berkurang.
Tingkat kekerasan ereksi yang sangat penting dalam urusan seks juga bisa kena imbasnya. Jika pembuluh darah rusak, maka penis tak bisa mengeras dengan sempurna karena kekurangan aliran darah.
Tingkat kekerasan ini memiliki skala 1 sampai 4, dari lembek hingga keras. Lembek dalam hal ini diibaratkan dengan tape, sedangkan keras seperti kayu atau terong.
Menurut Heru, percuma memiliki ukuran penis yang ideal, tetapi tidak keras. Justru, yang penting adalah tingkat kekerasannya.
"Masalahnya, banyak perokok yang cuek. Sampai nanti kena batunya," ujar Heru.
Kebanyakan perokok, lanjut Heru, baru akan "tobat" kalau urusan ranjangnya terganggu. Sebelum itu, peringatan atas efek dari merokok biasanya diabaikan.
"Jadi, lebih baik segera berhenti karena rokok berpengaruh buruk bagi kesehatan secara keseluruhan, tak cuma soal kejantanan," imbuh Heru.