Perusahaan
asal Korea Selatan itu menilai Apple terlalu berlebihan dalam hal
paten ini. Samsung menilai gugatan Apple itu hanyalah langkah
menghentikan dominasi Android.
"Saya akan membuktikan
kepada Anda bahwa ini merupakan hal yang sangat berlebihan dan menghina
kecerdasan Anda," ujar John Quinn, pengacara Samsung, dalam bantahan
resmi Samsung melansir laman Recode, Rabu 2 April 2014.
Samsung menganggap fitur
Apple sangatlah tak berarti bagi perusahaan. Quinn mengatakan banyak
produk Samsung laris karena kunci pilihan ukuran layar dan daya tahan
baterai yang bagus.
Quinn juga menegaskan tidak
ada satupun fitur Apple yang dipakai pada ponsel Galaxy Nexus. Fitur
pada ponsel andalan Samsung itu justru buah karya Google, bukan Apple.
"Google tidak menjiplak, melainkan mengembangkan fitur," ujar Quinn.
Sebaliknya Quinn menduga,
langkah Apple menggugat Samsung adalah karena perusahaan itu kalah
bersaing di pasar. Banyak kasus sistem operasi Google telah melampaui
Apple.
Quinn tak asal ngomong, ia mengutip sebuah agenda rapat Apple Top 100 pada Oktober 2010 yang menunjukkan kekhawatiran Apple.
Pada pertemuan itu, Quinn
menyebutkan Apple mengakui merasa dalam bahaya dengan keunggulan Google
dan kemudian mulai menyerukan perang suci melawan Google. Saat itu
Apple mengakui telah kalah dari Google dalam layanan komputasi awan
dan, pembaritahuan dan suara.
Jadi dengan fakta itu, Quinn menganggap gugatan hukum adalah bagian strategi Apple menghentikan Google.
"Ini adalah serangan
terhadap Android, mencoba mendapatkan keuntungan apa yang telah hilang
di pasar pada ruang sidang ini," kata pengacara Samsung itu balik
menyerang.
Studi propaganda
Quinn mencoba merasionalkan dengan menunjukkan Google telah berinovasi sebelum inovasi Apple meledak pada 2010.
"Apple memang inovator, tapi Google saat itu sedang berinovasi juga. Mereka tak perlu menjiplak menjiplak Apple," imbuhnya.
Pengacara Samsung ini juga
mengkritik studi yang mengagungkan fitur pada iPhone adalah penentu
pembelian produk itu. Dalam sebuah studi disebutkan 16 persen pengguna
iPhone membeli karena adanya fitur tertentu.
Namun klaim ini dibantah
oleh Quinn. Ia mengajukan bukti saat iPhone 5 hadir dengan fitur
pemetaan yang cacat, nyatanya penjualan iPhone tetap berjalan baik.
"Jadi studi itu sengaja dan hati-hati dirancang untuk menyesatkan Anda," kata Quinn mengomentari sebuah stud